Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Eisha Maghfiruha Rachbini mengatakan, potensi terjadinya resesi global di tahun depan kian besar, yang tercermin dari berbagai indikator. Salah satunya, penurunan purchasing manufacturing index (PMI) global.
Menurut Eisha, penurunan PMI global disebabkan perlambatan permintaan barang dari sejumlah negara yang tentunya mempengaruhi optimisme bisnis secara keseluruhan.
“Kondisi global kedepan kemungkinan besar akan resesi, yang tercermin dari penurunan purchasing manager index. Jadi bagaimana sektor industri secara global permintaan ke barang barang mereka produksi alami perlambatan dan tunjukan pelemahan permintaaan dunia,” kata Eisha, di Jakarta.
Eisha mengingatkan, penurunan kinerja manufaktur harus diwaspadai oleh pemerintah, walaupun sektor bisnis itu masih terpantau berada di zona ekspansif.
“Manufaktur Indonesia ada sedikit menurun di akhir tahun, dan terlihat ada pelemahan permintaan akibat kenaikan biaya produksi di sektor manufaktur,” tegasnya.
Tak hanya itu, kata Eisha, ancaman inflasi menyebabkan sektor produksi menurun. Melemahnya permintaan global, juga menjadi tantangan industri dan investasi domestik yang patut diwaspadai.
“Inflasi tinggi jadi ancaman biaya produksi termasuk sektor produksi. Tantangan selanjutnya dalam manufaktur yang kita tahu, sektor manufaktur memberi nilai tambah besar untuk PDB nasional, tetapi ada penurunan share dari nilai tambah manufaktur,” tegasnya.