Mengenal apa itu jurusan Bisnis Retail SMK, apa saja mata pelajaran produktif, dan pelung kerja jurusan ini.
Kamu ingin mengetahui lebih jauh tentang jurusan Bisnis Retail SMK? Yuk, simak pembahasan lengkapnya berikut.
Jika kamu akan menentukan pilihan jurusan di SMK, kamu perlu memahami tentang jurusan Bisnis Retail berikut.
Saat ini, jurusan Bisnis Retail bisa dikatakan menjadi salah satu jurusan yang banyak diminati di SMK.
Mulai banyak SMK yang membuka jurusan Bisnis Retail dan banyak juga yang berminat mendaftar saat PPDB 2023 saat ini.
Apakah kamu juga tertarik untuk memilih jurusan Bisnis Retail saat pendaftaran SMK tahun 2023/2024 ini?
Simak selengkapnya penjelasan mengenai apa itu jurusan Bisnis Retail SMK, apa saja mapel kejuruan, dan prospek kerjanya berikut ini.
Retail artinya adalah penjualan barang dalam jumlah kecil kepada konsumen akhir atau penjualan barang atau komoditas secara eceran.
Lantas, jurusan Bisnis Retail di SMK itu seperti apa?
Di SMK, jurusan Bisnis Retail akan membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan dan keahlian untuk bisa terjun ke Bisnis Retail.
Agar memiliki gambaran tentang jurusan Bisnis Retail di SMK, berikut ini adalah daftar mata pelajaran keahlian atau mapel produktif jurusan Bisnis Retail:
– Simulasi dan komunikasi digital
– Ekonomi bisnis
– Administrasi Umum
– Marketing
– Perencanaan Bisnis
– Komunikasi Bisnis
– Pengemasan dan Pengiriman Produk
– Customer Service
– Pengelolaan Bisnis Ritel
– Visual Merchandising
– Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Lantas, apa saja prospek kerja lulusan jurusan Bisnis Retail SMK?
Ada berbagai peluang pekerjaan yang bisa didapatkan ketika seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan Bisnis Retail, di antaranya:
– konsultan retail
– kasir
– tenaga pemasaran
– pramuniaga (tenaga penjual)
– perantara dagang
– wiraswasta atau pengusaha
Selain itu, tentu masih banyak peluang kerja di bidang retail. Terlebih dengan era digital sekarang, bisnis retail menjadi semakin kompleks dan memungkinkan untuk munculnya peluang-peluang baru dalam beberapa waktu ke depan.
Berbelanja merupakan kegiatan yang menyenangkan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Mulai dari berbelanja kebutuhan hidup di rumah, kebutuhan pribadi, dan lain-lain. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali kamu berbelanja ke supermarket? Dua hari yang lalu, kemarin, hari ini? Hmm.. atau jangan-jangan, kamu belum pernah ke luar rumah semenjak pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar?
Walaupun banyak orang yang sudah terbiasa berbelanja online, ternyata berbelanja di supermarket mempunyai nilai tersendiri. Kamu bisa melihat kondisi barang secara langsung dan meminta saran mengenai kualitas barang kepada pegawai toko.
Selain itu, kamu juga bisa jalan-jalan sambil cuci mata, lho. Malah biasanya, ada beberapa supermarket yang punya spot instagramable. Hayoo.. Siapa yang suka selfie di rak-rak belanjaan atau di dalam troli biar keliatan aesthetic? Hihihi.
Nah, supermarket yang kita bahas tadi merupakan contoh dari bisnis ritel. Secara nggak sadar, kalo kamu udah pernah berbelanja di supermarket, berarti kamu pernah mendapatkan manfaat dari adanya bisnis ritel. Hmm, memang apa sih yang dimaksud bisnis ritel?
Pengertian Bisnis Ritel
Bisnis ritel adalah bisnis yang menjual produk atau jasa layanan kepada konsumen secara eceran atau satuan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Bisnis ritel dilakukan dengan sistem penjualan secara langsung pada konsumen akhir, sedangkan pelaku dari bisnis ritel disebut dengan pengecer atau retailer. Konsumen akhir adalah pengguna akhir dari suatu produk. Nah, jadi, barang yang dibeli konsumen dari bisnis ritel ini akan digunakan sebagai konsumsi pribadi atau keperluan keluarga dan rumah tangga, bukan untuk dijual kembali.
Jenis-Jenis Bisnis Ritel
Oh iya, ternyata, bisnis ritel nggak cuma supermarket aja, lho. Kamu pasti pernah pergi ke toko buku, kan? Nah, toko buku juga merupakan salah satu jenis bisnis ritel yang masuk ke dalam speciality store. Soalnya, di toko buku, mereka hanya menjual barang atau produk tertentu yang bersifat spesifik aja, seperti berbagai macam buku (novel, komik, buku pelajaran), alat tulis kantor, dan peralatan belajar.
Nah, selain itu, ada juga jenis bisnis ritel yang lain, antara lain sebagai berikut:
1. Hypermarket
Hypermarket menjual semua jenis produk, baik itu primer, sekunder atau tersier, dengan area penjualan yang luas dan menggunakan konsep pertokoan yang besar.
2. Supermarket
Supermarket menjual produk primer atau pokok, seperti makanan, daging, sayuran, dan produk-produk makanan lainnya.
3. Minimarket
Minimarket menjual seluruh produk-produk kebutuhan pokok atau primer dengan area penjualan yang relatif lebih kecil. Setiap pembeli dapat mengambil sendiri barang yang diperlukan dan membayar di kasir.
4. Department Store
Department store menyediakan beberapa layanan seperti layanan pelanggan, menyediakan produk-produk untuk kebutuhan sandang konsumen, seperti pakaian, sepatu, tas, topi, dan sebagainya.
5. Convenience Store
Convenience store adalah jenis usaha ritel yang buka hingga 24 jam dan menjual produk-produk ready to eat, seperti snack dan roti, mie instan, dan sebagainya. Fasilitas utama yang disediakan adalah WiFi.
6. Speciality Store
Jenis usaha ritel speciality store adalah jenis usaha yang menjual produk-produk khusus, seperti apotek, peralatan optik, kosmetik, hingga software.
Unsur Bisnis Ritel
By the way, kamu pernah nggak sih males belanja di salah satu supermarket karena pernah dapet pengalaman yang buruk? Misalnya, produknya nggak lengkap, atau pramuniaganya terkesan jutek dan kurang informatif. Jadinya, kamu memilih pergi ke supermarket lain, walaupun jaraknya jauh dari tempat kamu.
Nah, bisnis ritel ini sangat mengutamakan pengalaman pembeli. Jadi, ketika pengalaman pembeli berbelanja kurang memuaskan, pembeli cenderung tidak akan kembali lagi dan lebih memilih tempat lain. Maka dari itu, pramuniaga harus memberikan pelayanan yang baik agar pembeli tidak merasa kecewa.
Pelayanan dan kepuasan pembeli merupakan unsur penting dalam bisnis ritel. Kira-kira apa saja ya unsur dari bisnis ritel?
1. Menjalin hubungan baik
Bersikap ramah dan sopan saat memberi informasi seputar produk dapat membantu menjalin hubungan baik dengan pembeli.
2. Mempermudah proses berbelanja
Produk harus ditata dan dikelompokkan di tempat yang mudah dijangkau oleh pembeli. Selain itu, kasir juga harus bisa bekerja dengan cepat, agar terhindar dari antrian saat membayar.
3. Menjalankan operasional ritel dengan sempurna
Memastikan stok harus tersedia, menguasai product knowledge, dan dapat menjelasakannya dengan baik kepada pelanggan.
4. Memiliki brand yang unik
Menciptakan brand dan desain yang unik agar lebih berkesan.
5. Penanganan masalah
Kesalahan dalam pelayanan adalah suatu hal yang wajar, asalkan dapat ditangani dengan baik.
Karakteristik Bisnis Ritel
Oh iya, bisnis ritel juga punya karakteristik, lho. Salah satunya ketika kamu membeli produk yang sedang diskon, padahal tujuan utama kamu bukan membeli barang tersebut. Nah, hal tersebut merupakan salah satu karakteristik dari bisnis ritel. Menurut Berman dan Evans, ada 3 karakteristik bisnis ritel, antara lain sebagai berikut.
1. Kuantitas yang kecil
Bisnis ritel menjual barang dalam porsi kecil dengan jumlah yang cukup untuk dikonsumsi dalam waktu tertentu.
2. Pembelian impulsif
Pilihan yang banyak dan harga yang ditawarkan oleh ritel membuat konsumen ingin membelinya. Konsumen seringkali memutuskan untuk membeli barang yang sebenarnya tidak menjadi daftar belanjanya.
3. Kondisi toko
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kondisi toko yaitu lokasi, efektivitas penanganan barang, jam buka tutup toko, tingkat harga, layout toko, kebersihan, dan pencahayaannya.
Paradigma Bisnis Ritel
Seperti yang kita tau, berbelanja di supermarket berbeda dengan berbelanja di pasar tradisional. Harga yang tertera di supermarket merupakan harga pas dan nggak bisa ditawar. Berbeda dengan berbelanja di pasar. Misalnya, ketika kita mengunjungi toko pakaian yang berada di pasar tradisional, kita bisa menawar harga pakaian yang ingin kita beli.
Lho, kok bisa beda gitu, ya? Padahal, kalo dari segi pengertian, pasar tradisional juga termasuk bisnis ritel, deh. Tapi, kenapa kalo belanja di supermarket nggak bisa ditawar, sedangkan di pasar bisa, ya?
Hal itu karena toko pakaian yang berada di pasar tradisional termasuk paradigma bisnis ritel tradisional. Jadi, bisnis ritel terbagi atas dua paradigma, yaitu paradigma bisnis ritel modern dan paradigma bisnis ritel tradisional. Lalu, apa sih yang membedakan kedua paradigma tersebut?
Paradigma Bisnis Ritel Modern
Paradigma bisnis ritel modern adalah pandangan yang menekankan pada sistem pengelolaan yang memanfaatkan teknologi dengan menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan gaya hidup di masyarakat.
Ciri-ciri paradigma bisnis ritel modern antara lain memiliki fasilitas yang lengkap seperti AC, lift sampau tempat parkir. Sistem pembayaran lengkap mulai dari tunai, debit, kredit, atau transfer. Tidak ada proses tawar menawar dan kualitas barang terjamin.
Paradigma Bisnis Ritel Tradisional
Paradigma bisnis ritel tradisional adalah pandangan yang menekankan pada pengelolaan yang menggunakan sistem yang sederhana. Bisnis ritel ini cenderung kurang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Ciri-ciri dari paradigma bisnis ritel tradisional antara lain fasilitas masih seadanya, masih terjadi proses tawar menawar, sistem pembayaran hanya bisa dilakukan secara tunai, dan kualitas barang terkadang kurang terjamin.
Yeeees! Selesai deh materi tentang konsep dan struktur dasar bisnis ritel. Sekarang kamu jadi tau kan kalo bisnis ritel merupakan aktivitas penjualan yang dilakukan secara langsung pada konsumen akhir. Selain itu, kamu juga jadi tau kalau supermarket, toko buku, dan apotek yang pernah kamu kunjungi merupakan jenis dari bisnis ritel.
Baca Juga : https://pikiranindonesia.com/ide-usaha-makanan/