Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan porsi kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) atau non-resident terus menurun. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang berani melakukan mereformasi struktural agar tidak membahayakan ekonomi makro di Indonesia, termasuk soal SBN.
“Porsi SBN saat itu 38,5% dikuasai asing. Sekarang (SBN) tinggal 14,8% yang dikuasai asing,” kata Jokowi dalam dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023, Menjaga Resiliensi melalui Transformasi Struktural.
Ia mengatakan kepemilikan asing yang menurun berdampak positif terhadap pasar keuangan dalam negeri karena tidak mudah terguncang ketika terjadi aliran modal asing keluar (capital outflow). “Karena kalau masih dikuasai asing, begitu goyah sedikit makro kita, keluar berbondong-bondong goyah pasti kurs kita (rupiah),” ujar Jokowi
Menurutnya, kondisi ketahanan eksternal cukup baik, yang tercermin dari neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III 2022 mengalami surplus US$ 8,9 miliar. Angka ini setara dengan 0,9% terhadap produk domestik bruto (PDB).
“Saya selalu minta angka-angka, ya ini sudah lebih baik, ya angkanya berapa? Bukan ya saja. Angkanya pasti saya minta, dari berapa kemudian sekarang berapa, karena itu penting sekali,” imbuhnya.
Jokowi juga mengungkapkan defisit APBN 2022 saat ini atau hingga akhir 2022 diproyeksi 2,49%. Capaian tersebut, lanjutnya, turun drastis dibanding saat pandemi Covid-19. “Ini upaya yang kita lakukan agar ekonomi makro kita menjadi lebih baik, dalam angka-angka,” ujar Jokowi.