Lagi, Saratoga Siapkan US$ 150 Juta untuk Investasi

Lagi, Saratoga Siapkan US$ 150 Juta untuk Investasi

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) kembali menganggarkan dana US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,24 triliun (kurs: Rp 14.972 per dollar) untuk kegiatan investasinya tahun ini. Investasi ini akan diberikan kepada perusahaan baru maupun perusahaan yang sudah Saratoga miliki, dengan target return 20% per tahun.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menegaskan, sektor energi baru dan terbarukan (EBT) masih akan menjadi salah satu fokus investasi perseroan pada 2023. Di samping itu, perseroan juga menyatakan akan fokus pada sektor bisnis finansial teknologi (fintek), kesehatan, logistik, dan konsumer.

“Saratoga memang saat ini memiliki portofolio di Adaro Energy dan Merdeka Copper, masing-masing sekarang bisa dibilang adalah perusahaan batu bara. Tetapi sudah melakukan beberapa inisiatif mentransformasi bisnis mereka untuk mendukung electric vehicle,” papar Devin kepada wartawan usai Saratoga Investment Summit 2023 di Fairmont Jakarta.

Menurut dia, SRTG selalu mendukung program pemerintah dalam pengembangan EBT namun memang perlu waktu. Salah satu perusahaan yang mereka pilih untuk mendukung upaya transisi energi di Indonesia adalah berinvestasi di PT Xurya Daya Indonesia, startup energi terbarukan yang fokus pada jasa sewa PLTS Atap.

Perusahaan PLTS dipilih karena tipe bisnisnya yang fokus pada komersial dan industri menjadi salah satu cara perseroan bertumbuh. “Jadi hanya bernegosiasi dengan B2B (business to business), mereka setuju, langsung pasang, itu yang tercepat investasi kami di Xurya. Pada saat kami berinvestasi hanya 30 mw (megawatt) sekarang 90 mw,” sambung Devin.

Meski mengaku fokus pada EBT, perusahaan investasi tersebut menegaskan, tidak akan melakukan divestasi perusahaan-perusahaan di bisnis energi fosil tahun ini. Devin berujar, bila menjual perusahaan-perusahaan tersebut, manajemen harus memastikan investor barunya dapat mendorong good corporate governance juga transisi energi.

“Jadi cara kerja kami adalah kami bermitra cari partner yang cocok dan bila performance mereka terus sesuai target, kami akan mendukung funding mereka,” imbuhnya.

Dalam acara yang sama, Pendiri Saratoga Edwin Soeryadjaya menegaskan bahwa EBT dan teknologi akan menjadi peluang ekonomi baru yang terdepan bagi Indonesia. Menurutnya, teknologi telah sangat atraktif dalam dekade terakhir. Dengan dukungan pemerintah dalam membentuk lingkungan, dikombinasikan dengan sumber daya manusia dan kreativitas, Indonesia telah menciptakan 13 unicorn, tertinggi di Asia Tenggara.

“Kedua, berlanjutnya, sustainability juga telah menjadi topik penting dalam dunia modern. Pemerintah pun telah berkomitmen untuk investasi di energi terbarukan,” sambung Edwin.

Anda mungkin juga suka...