Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, kebijakan hilirisasi industri yang saat ini menjadi fokus pemerintah telah berhasil mendorong perekonomian Indonesia, contohnya hilirisasi industri berbasis kelapa sawit yang memiliki nilai tambah besar.
Hilirisasi sendiri menurutnya sangat penting untuk penciptaan nilai tambah dan menarik investasi, hingga penciptaan lapangan kerja. Ada tiga sektor manufaktur yang menjadi fokus pemerintah saat ini, yaitu industri agro, industri bahan tambang dan mineral, juga industri sektor berbasis migas dan batu bara.
“Yang menarik yang merupakan success story dari hilirisasi manufaktur di industri yaitu sub sektor kelapa sawit, di mana kita bisa lihat nilai tambahnya begitu jelas,” ungkap Menperin dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023, di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta.
Menperin memaparkan, untuk hilirisasi kelapa sawit menjadi minyak goreng, nilai tambahnya mencapai 1,31 kali lipat, kemudian menjadi margarin nilai tambahnya 1,86, menjadi fatty acid/alcohol nilai tambahnya 1,88, menjadi surfaktan nilai tambahnya 2,66, lalu menjadi kosmetik nilai tambahnya 3,88.
“Untuk ekosistem subsektor CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah), ini juga kita telah menciptakan direct tenaga kerja mencapai 2,5 juta orang dan menghidupkan sekitar 21,4 juta orang secara nasional,” papar Agus.
Sementara itu, hilirisasi nikel juga telah menciptakan nilai tambah hampir 400 kali lipat.
“Kalau kita bicara tentang nikel, selain yang terpenting memang kita bisa mendorong electric vehicle, termasuk produksi dari baterai electric vehicle, kita juga tidak boleh lupa banyak turunan-turunannya, banyak hilirisasi yang bisa kita ciptakan dari nikel seperti alat kesehatan, alat dapur, industri kedirgantaraan, dan lain sebagainya,” ungkap Menperin.