Egrang merupakan salah satu permainan tradisional khas Indonesia yang juga digolongkan sebagai bagian dari olahraga tradisional.
Dikutip dari 1001 Pengetahuan Modern Untuk Anak: Relasi Inti Media Imas Kurniasih (2015:186), olahraga tradisional di Indonesia umumnya memang terbentuk dari pengaruh permainan daerah dari berbagai suku dan etnis yang ada.
Dilansir dari berbagai sumber, cara memainkan egrang sendiri pada dasarnya cukup sederhana. Yakni, hanya dengan cara menaiki tongkat bambu itu kemudian pemainnya diminta untuk berjalan dengan menggunakan kaki egrang.
Meskipun begitu, hal tersebut tentunya tidaklah mudah untuk dilakukan, dikarenakan para pemainnya harus memiliki keseimbangan yang baik.
Mengutip dari laman indonesia.go.id (diakses pada 23/9/22), permainan egrang disebut sebagai salah satu tradisi yang berasal dari Lampung dengan nama Terompang Pancung. Namun, egrang tidak saja dapat ditemukan di Lampung, namun juga dapat ditemukan pada beberapa daerah lain di Indonesia.
Misalnya saja di Sumatera Barat, engrang dikenal dengan sebutan tengkak (pincang), kemudian Bengkulu menyebutnya sebagai ingkau (sepatu bambu) dan di wilayah Jawa disebut sebagai jangkungan dan di Kalimantan Barat disebut batungkau.
Namun, sayangnya saat ini bisa dikatakan sudah sulit untuk menemukan olahraga tradisional yang satu ini. Anak-anak jaman sekarang lebih suka bermain gadget dengan teknologi terbaru daripada bermain ala tradisional seperti ini.
Permainan atau olahraga tradisional Egrang tentunya harus tetap dipertahankan, dikarenakan dia merupakan bagian dari sejarah kearifan lokal. Oleh sebab itu, jangan sampai permainan tradisional kita ini menjadi punah.
Egrang adalah sebuah permainan tradisional yang menggunakan sepasang bambu untuk berjalan. Bambu dibentuk seperti tongkat yang memiliki tumpuan kaki yang terbuat dari kayu. Egrang umumnya dimainkan oleh anak-anak. Egrang juga bisa digunakan dalam atraksi. Permainan egrang berguna dalam pelatihan pengendalian diri dengan menjaga keseimbangan, ke fokusan dan meningkatkan rasa percaya diri sekaligus hiburan untuk anak anak maupun dewasa.
Penamaan
Egrang khususnya di Indonesia memiliki banyak penamaan di berbagai daerah Penamaan egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung. Arti nama ini adalah terompah pancung yang dibuat dengan bahan bambu bulat yang panjang. Di Provinsi Sumatra Barat, egrang disebut dengan tengkak-tengkak. Nama ini berasal dari kata dasar tengkak yang berarti pincang. Dalam bahasa Bengkulu, tengkak berarti sepatu yang terbuat dari bambu. Lalu, di Provinsi Jawa Tengah, egrang dikenal dengan nama jangkungan. Nama ini diperoleh dari nama burung dengan kaki yang panjang. Egrang juga dikenal di Provinsi Kalimantan Selatan dengan nama batungkau. Di Sulawesi Selatan, egrang dikenal dengan nama longga atau dongga yang terinspirasi dari cerita rakyat di Sulawesi Selatan, yakni hantu Longga/Dongga.
Peralatan
Pada anak-anak di dalam masyarakat Jawa, dikenal dua jenis peralatan permainan egrang. Peralatan ini yaitu bambu atau tempurung kelapa. Pada permainan egrang dengan tempurung kelapa, kaki diikat dengan tali plastik dan permainan dilakukan dengan salah satu kaki dalam posisi diangkat lebih tinggi dari kaki yang satunya.
Lapangan
Standar ukuran lapangan untuk kompetisi permainan egrang adalah 50 meter untuk panjang lintasan dengan lebar lintasan 7, 5 meter. Jumlah peserta di dalam lintasan hanya lima, sehingga masing-masing mempunyai lintasan selebar 1,5 meter.
Manfaat
Pada masa lalu diketahui bahwa permainan egrang digunakan sebagai sarana berlatih berdiri atau bertahan lama pada tumpuan bambu. Keterampilan dari egrang kemudian dimanfaatkan untuk menyeberangi sungai dengan berjalan. Egrang juga dipakai untuk berlari dengan cepat.
Baca Juga : https://pikiranindonesia.com/mengenal-sejarah-tradisi-karapan-sapi-khas-masyarakat-madura/