Sri Mulyani Apresiasi Ketangguhan Sektor Manufaktur

Sri Mulyani Apresiasi Ketangguhan Sektor Manufaktur

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan sektor manufaktur menjadi salah satu sektor yang tetap tumbuh di tengah kondisi pandemi covid-19. Oleh karena itu pemerintah terus melakukan sinergisitas dengan pelaku usaha.

“Manufaktur paling resilien dan tumbuhnya luar biasa dalam tiga tahun ini. Kadang-kadang harus ditutup lockdown itu pasti banyak menimbulkan disrupsi. Dalam situasi seperti ini, (pengusaha) masih komit untuk investasi,” ucap Sri Mulyani dalam acara Kunjungan Kerja dan Dialog Dengan Para Pelaku Usaha di Kantor PT Samsung Electronics Indonesia.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal III 2022 industri pengolahan tumbuh 4,83%. Industri Pengolahan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II 2022 yang sebesar 4,01%. Pada kuartal III 2022 Industri Logam Dasar tumbuh 20,16%, yang didorong peningkatan produksi besi dan baja serta peningkatan permintaan luar negeri. Industri Alat Angkutan tumbuh 10,26%, terutama disebabkan karena peningkatan produksi mobil.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) terus berupaya mendukung para pelaku usaha dengan beberapa kebijakan strategis, diantaranya memberikan fasilitas dan insentif di bidang kepabeanan, berupa fasilitas kawasan berikat (KB) dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).

Langkah ini menjadi perwujudan tugas dan fungsi yang diemban Bea Cukai, yaitu trade facilitator dan industrial assistance, khususnya dalam optimalisasi utilisasi fasilitas kepabeanan untuk mendukung industri dalam negeri. Upaya ini terbukti berhasil dengan survei evaluatif Bea Cukai di tahun 2022 dalam rangka meninjau kondisi perusahaan KB dan KITE pada tahun 2021 yang menunjukkan hasil positif.

Berdasarkan hasil survei tersebut, kondisi dan kontribusi perusahaan KB dan KITE pada tahun 2021 secara umum lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020. Kondisi tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan penerima fasilitas dalam menghadapi krisis yang diprediksikan terjadi pada tahun 2023.

Dari sisi tenaga kerja, presentasi tenaga kerja terlatih pada perusahaan KB meningkat sebesar 1% dan pada perusahaan KITE meningkat sebesar 3%.

Dari sisi investasi, di tahun 2021 penambahan investasi meningkat sebesar Rp 103 miliar pada perusahaan KB dan Rp30,59 miliar pada perusahaan KITE.

Untuk indirect economic activity, di tahun 2021 terjadi peningkatan jumlah dan jenis usaha di sekitar perusahaan penerima fasilitas KB dan KITE secara regional.

Peningkatan terbesar terlihat pada jenis usaha akomodasi (188,78%), sektor perdagangan (165,32%), makanan (173,62%), dan transportasi (128,52%). Hal yang sama terjadi untuk fasilitas KB, peningkatan terbesar yaitu pada sektor makanan (66,52%), disusul transportasi (55,58%), perdagangan (35,04%), dan akomodasi (24,64%).

Dalam kesemaptan yang sama, Direktur PT Mattel Indonesia Nyoman Widiastuti mengatakan mengatakan DJBC berperan besar dalam kegiatan ekspor DJBC Kemenkeu. Dia mencontohkan salah satu kerja sama dengan bea cukai simplifikasi perizinan dari 45 izin menjadi 3 izin sehingga pihaknya mampu bersaing dengan produsen mainan lainnya.

“Kami juga berkolaborasi dengan BKPM. Kami mendapatkan di september 2019 sehingga kami bisa beroperasi efisien dalam mematuhi peraturan kepabeanan. Saat covid perhatian pemerintah cukup besar. Saat itu bea cukai sangat membantu sehingga bisa dengan cepat kami mendapat izin dan meningkatkan ekspor,” ucap Nyoman Widiastuti.

Anda mungkin juga suka...