PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan melanjutkan program restrukturisasi yang telah berjalan sejak 2021 lalu.
Pada kuartal III-2021, emiten pelat merah ini telah menyelesaikan restrukturisasi utang senilai Rp 29,2 triliun dengan 21 bank. Suku bunga pinjaman diturunkan dari 8,75-9% menjadi 5,5% per tahun dan jatuh tempo juga diperpanjang hingga 2026.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, WSKT direstrukturisasi untuk memperbaiki portofolio dan juga terkait penugasan untuk pembangunan infrastruktur.
“Waskita, restrukturisasi itu bisa penyuntikan dana baru, bisa juga aset Waskita dibeli INA (Indonesia Investment Authority). Waskita seperti itu, apakah ada penyehatan, restrukturisasi plus aksi korporasi apakah itu PMN (penyertaan modal negara), apa dari market atau juga aset yang diambil oleh INA,” ujar dia dalam Media Update bertema BUMN 2023, Tumbuh dan Kuat Untuk Indonesia di Jakarta, Senin (2/1/2023).
Menurut Erick, WSKT juga berkinerja positif dengan pertumbuhan perolehan kontrak baru yang hingga Maret 2022, mencapai Rp 5,68 triliun. Angka ini meningkat 395,87% year on year (yoy) dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,14 triliun.Selain Waskita Karya, pemerintah juga tahun ini akan mengupayakan penyelesaian restrukturisasi holding BUMN pangan ID Food dan holding BUMN pertahanan Defend ID. Menurut Erick, restrukturisasi tak hanya mengenai keuangan semata, namun juga terkait penugasan sekaligus perbaikan bisnis model.
Dia menyatakan, penyelesaian restrukturisasi tiga BUMN pada 2023 diarahkan untuk membangun kontrak sekaligus ekosistem yang baru sehingga industrinya semakin berkembang.
“Direstrukturisasi karena selain memperbaiki portofolio, juga terkait penugasan. Di sektor pangan, ID Food mendapat penugasan untuk membeli hasil pertanian, sementara di sisi lain harus ada produksi banyak dan funding murah, sehingga kita perlu review,” jelas Erick.
Sementara itu, restrukturisasi ID Food lebih berfokus pada delapan prioritas utama ketahanan pangan nasional, seperti yang telah ditetapkan pemerintah, memperbaiki keuangan anggota holding, dan hubungan kemitraan dengan berbagai stakeholder, seperti nelayan, petani, dan peternak.
“Sedangkan restrukturisasi Defend ID untuk memperkuat industri pertahanan kita. Saya sudah bicara dengan Pak Prabowo dan juga Pak Mahfud MD bahwa kita harus pembenahan karena pasarnya memang kecil. Karena market di industri pertahanan ini kecil, maka kita harus bangun ekosistem dan rantai pasok. Seperti halnya mengapa Airbus bisa unggul dari Boeing? Karena Airbus membuat pasarnya sendiri. Kita bisa menjadikan hal itu contoh,” sambung Erick.